KONTROL KEBAKARAN DI LABORATORIUM KIMIA
- Memahami prinsip kerja sistem pengendalian kebakaran di laboratorium
- Meningkatkan pemahaman tentang sensor dan detektor
- Menyediakan solusi pengendalian kebakaran yang lebih baik
- Menjelaskan alat dan bahan yang dibutuhkan dalam pembuatan Aplikasi Pengontrol Kebakaran Laboratorium
- Mensimulasikan rangkaian Aplikasi Pengontrol Kebakaran Laboratorium dengan proteus.
- Software Proteus 8 Profesional
- Simulasi Skema: Simulasikan sirkuit analog, digital, dan campuran sebelum membangunnya. Ini membantu menemukan dan memperbaiki kesalahan desain, menghemat waktu dan biaya.
- Desain PCB: Buat tata letak PCB profesional dengan berbagai pilihan komponen dan alat routing.
- Analisis Mode Kegagalan: Identifikasi potensi masalah desain dengan analisis tegangan, arus, dan suhu.
- Pemrograman Mikrokontroler: Kembangkan dan debug program mikrokontroler langsung di dalam Proteus.
- Kompatibilitas: Mendukung berbagai jenis mikrokontroler dari berbagai vendor.
- Fitur Tambahan: Pustaka komponen yang luas, antarmuka yang mudah digunakan, dokumentasi yang komprehensif, dan banyak lagi.
- Gas Sensor MQ-7
- Flame Sensor
- Sound Detector
- Touch Sensor
- PIR Sensor
- Sensor Piroelektrik: Komponen inti PIR sensor yang mendeteksi perubahan radiasi infra merah. Sensor ini menghasilkan sinyal listrik ketika ada perubahan jumlah radiasi infra merah yang diterima.
- Lensa Fresnel: Lensa yang memfokuskan radiasi infra merah dari berbagai arah ke sensor piroelektrik, sehingga meningkatkan sensitivitas dan area deteksi.
- Sirkuit Elektronik: Mengolah sinyal dari sensor piroelektrik dan menghasilkan sinyal output yang menunjukkan adanya deteksi gerakan.
- Deteksi Radiasi Infra Merah: Objek panas, seperti manusia, memancarkan radiasi infra merah. Ketika objek bergerak di depan sensor, jumlah radiasi infra merah yang diterima oleh sensor piroelektrik berubah.
- Respon Sensor Piroelektrik: Perubahan radiasi ini menyebabkan sensor piroelektrik menghasilkan sinyal listrik yang berubah-ubah.
- Pengolahan Sinyal: Sinyal listrik yang dihasilkan oleh sensor piroelektrik diperkuat dan diolah oleh sirkuit elektronik di dalam PIR sensor. Jika perubahan sinyal cukup signifikan, sirkuit akan menghasilkan sinyal output (biasanya berupa sinyal logika tinggi atau rendah).
- Output: Sinyal output ini kemudian dapat digunakan untuk mengaktifkan perangkat lain, seperti lampu, alarm, atau sistem keamanan.
- Area Deteksi: Lensa Fresnel pada PIR sensor dirancang untuk memperluas area deteksi. Area ini biasanya berbentuk kerucut dengan sudut deteksi tertentu.
- Jarak Deteksi: Jarak deteksi PIR sensor dapat bervariasi, biasanya antara 5 hingga 12 meter, tergantung pada model dan pengaturan sensor.
- Penyesuaian Sensitivitas: Beberapa PIR sensor memiliki pengaturan sensitivitas yang memungkinkan pengguna menyesuaikan tingkat deteksi gerakan.
- Sistem Keamanan: PIR sensor digunakan dalam sistem keamanan untuk mendeteksi pergerakan manusia di area yang diawasi.
- Kontrol Pencahayaan Otomatis: Digunakan untuk menyalakan lampu secara otomatis ketika seseorang memasuki ruangan dan mematikannya ketika ruangan kosong.
- Alat Otomasi Rumah: PIR sensor digunakan dalam berbagai perangkat otomatisasi rumah untuk mendeteksi keberadaan dan aktivitas penghuni.
- Op-Amp 741
- Op-amp 741 adalah penguat operasional yang memiliki delapan pin dan dikemas dalam berbagai bentuk seperti DIP (Dual In-line Package).
- Op-amp ini terdiri dari dua input (inverting dan non-inverting) dan satu output. Selain itu, terdapat dua terminal untuk suplai daya positif dan negatif, serta terminal offset null yang digunakan untuk mengatur offset voltase.
- Offset Null: Digunakan untuk mengatur offset voltage (Pin 1 dan Pin 5).
- Inverting Input (V-): Terminal input yang membalik fase sinyal (Pin 2).
- Non-inverting Input (V+): Terminal input yang tidak membalik fase sinyal (Pin 3).
- V- (Negative Power Supply): Suplai daya negatif (Pin 4).
- Output: Terminal keluaran dari op-amp (Pin 6).
- V+ (Positive Power Supply): Suplai daya positif (Pin 7).
- Offset Null: Digunakan untuk mengatur offset voltage (Pin 1 dan Pin 5).
- High Input Impedance: Memiliki impedansi input yang sangat tinggi, yang berarti sangat sedikit arus yang mengalir ke input.
- Low Output Impedance: Memiliki impedansi output yang rendah, memungkinkan op-amp untuk menggerakkan beban dengan efisien.
- High Gain: Memiliki penguatan tegangan yang sangat tinggi, yang bisa mencapai hingga 200,000 atau lebih.
- Wide Bandwidth: Memiliki bandwidth yang cukup lebar untuk berbagai aplikasi.
- Cara Kerja
- Penguatan Diferensial: Op-amp 741 memperkuat perbedaan tegangan antara terminal input inverting dan non-inverting.
- Open-loop: Ketika tidak ada umpan balik eksternal, op-amp beroperasi dalam mode open-loop dengan penguatan sangat tinggi.
- Closed-loop: Ketika ada umpan balik eksternal, seperti resistor yang menghubungkan output kembali ke input inverting, op-amp beroperasi dalam mode closed-loop dengan penguatan yang dikontrol oleh jaringan umpan balik.
- Penguat Tegangan (Voltage Amplifier): Penguat Non-inverting: Memberikan penguatan dengan menjaga fase sinyal tetap sama dan Penguat Inverting: Memberikan penguatan dengan membalik fase sinyal.
- Penguat Diferensial: Menguatkan perbedaan antara dua sinyal input.
- Penguat Instrumentasi: Digunakan dalam aplikasi pengukuran yang memerlukan akurasi tinggi.
- Filter Aktif: Digunakan dalam desain filter aktif seperti low-pass, high-pass, band-pass, dan band-stop.
- Penguat Integrator dan Differentiator: Digunakan dalam aplikasi sinyal analog untuk integrasi dan diferensiasi sinyal.
- Pengikut Tegangan (Voltage Follower): Memberikan penguatan satu dengan impedansi input yang sangat tinggi dan impedansi output yang sangat rendah.
- Transistor BJT: NPN
- Transistor NPN terdiri dari tiga lapisan semikonduktor yang disusun dalam urutan: N-type (emitor), P-type (basis), dan N-type (kolektor).
- Terminal emitor (E) mengeluarkan elektron, terminal basis (B) mengontrol aliran elektron, dan terminal kolektor (C) mengumpulkan elektron.
- Forward Bias (Basis-Emitor Junction): Tegangan positif diterapkan pada basis relatif terhadap emitor, memungkinkan arus mengalir dari basis ke emitor.
- Reverse Bias (Basis-Kolektor Junction): Tegangan negatif diterapkan pada basis relatif terhadap kolektor, sehingga arus kolektor mengalir dari kolektor ke emitor.
- Cutoff Region:
- Active Region:
- Saturation Region:
- Arus Basis (IB): Arus yang mengalir ke terminal basis dan mengontrol arus kolektor.
- Arus Kolektor (IC): Arus yang mengalir dari kolektor ke emitor, dikontrol oleh arus basis.
- Arus Emitor (IE): Total arus yang mengalir keluar dari emitor, sama dengan jumlah arus basis dan arus kolektor (IE = IB + IC).
- Gain (β atau hFE): Rasio arus kolektor terhadap arus basis (β = IC / IB), menunjukkan kemampuan transistor untuk memperkuat arus.
- Penguat (Amplifier):
- Saklar (Switch):
- Rangkaian Logika:
- Keadaan OFF:
- Keadaan ON:
- Dioda Sillicon
- Tegangan Vf (Forward Voltage): Tegangan minimum yang diperlukan untuk dioda agar dapat menghantarkan arus dalam arah maju.
- Arus If (Forward Current): Arus yang mengalir melalui dioda ketika dihubungkan dengan bias maju.
- Tegangan Vr (Reverse Voltage): Tegangan maksimum yang dapat ditahan dioda tanpa mengalami kerusakan.
- Arus Ir (Reverse Current): Arus bocor yang sangat kecil yang mengalir melalui dioda ketika dihubungkan dengan bias balik.
- Resistor Analog
- Nilai Resistansi (R): Hambatan yang diberikan resistor terhadap aliran arus.
- Daya Disipasi (P): Daya maksimum yang dapat dihamburkan oleh resistor tanpa mengalami kerusakan.
- Toleransi: Persentase penyimpangan nilai resistansi dari nilai nominalnya.
- Tipe Bahan: Bahan yang digunakan untuk membuat resistor, seperti karbon, logam, atau film.
- Baterai DC Double Cell
- Elektronik portabel: Laptop, smartphone, tablet, kamera, dan perangkat elektronik portabel lainnya.
- Kendaraan listrik: Mobil listrik, sepeda motor listrik, dan kendaraan listrik lainnya.
- Penyimpanan energi: Baterai DC multi sel dapat digunakan untuk menyimpan energi dari sumber terbarukan, seperti panel surya dan turbin angin.
- Sistem tenaga cadangan: Baterai DC multi sel dapat digunakan sebagai sumber daya cadangan untuk sistem kritis, seperti rumah sakit dan pusat data.
- Relay
- Konfigurasi pin Relay dihubungkan ke 5V
- GND dihubungkan ke GND
- IN1/Data dihubungkan ke pin 2
- Power Supply
- Ground
- Referensi Tegangan: Ground menyediakan titik referensi untuk mengukur tegangan dalam sirkuit. Semua tegangan dalam sirkuit diukur relatif terhadap ground.
- Jalur Arus Balik: Ground menyediakan jalur bagi arus untuk mengalir kembali ke sumbernya. Arus mengalir dari terminal positif sumber tegangan, melalui sirkuit, dan kembali ke terminal negatif sumber tegangan melalui ground.
- Keselamatan: Ground membantu melindungi pengguna dari sengatan listrik dengan menyediakan jalur bagi arus bocor untuk mengalir.
- Rangkaian Voltage Follower dan Voltage Divider Bias
Voltage Follower (Pengikut Tegangan)
Deskripsi: Voltage follower, atau buffer amplifier, adalah konfigurasi op-amp di mana output dihubungkan kembali ke input inverting (-), dan sinyal input diterapkan ke input non-inverting (+).
Fungsi: Fungsi utamanya adalah menghasilkan output yang sama dengan input, dengan penguatan unit (1), tetapi dengan impedansi input yang sangat tinggi dan impedansi output yang sangat rendah.
Rumus:
Karakteristik:
- Penguatan Tegangan (A): 1
- Impedansi Input: Sangat tinggi
- Impedansi Output: Sangat rendah
Voltage Divider Bias
Deskripsi: Voltage divider bias adalah teknik biasing transistor menggunakan dua resistor yang membentuk pembagi tegangan untuk memberikan tegangan bias yang stabil ke basis transistor.
Fungsi: Fungsi utamanya adalah untuk menetapkan tegangan bias yang stabil, memungkinkan transistor beroperasi dalam mode aktif.
Rumus:
Karakteristik:
- Tegangan Basis (V_B): Ditentukan oleh pembagi tegangan R1 dan R2
- Arus Emitor (I_E): Ditentukan oleh resistor emitor R_E
Hubungan Keduanya
Voltage follower sering digunakan bersama dengan voltage divider bias dalam rangkaian amplifier. Voltage divider bias memberikan tegangan bias yang stabil untuk transistor, sedangkan voltage follower memberikan buffering untuk menjaga impedansi input dan output yang sesuai. Output dari voltage divider bias dapat digunakan sebagai input ke voltage follower untuk memastikan sinyal yang stabil dan mencegah distorsi akibat impedansi yang tidak sesuai.
- Rangkaian Voltage Follower dan Self Bias
Voltage Follower
Deskripsi dan Fungsi: Sama seperti di atas, voltage follower memberikan penguatan unit dengan impedansi input tinggi dan impedansi output rendah.
Self Bias
Deskripsi: Self bias adalah teknik biasing transistor menggunakan resistor emitor untuk mengatur tegangan bias. Arus basis mengalir melalui resistor emitor dan menghasilkan tegangan yang menjaga transistor dalam mode aktif.
Fungsi: Fungsi utamanya adalah untuk memberikan bias yang stabil dan mengurangi ketergantungan pada variasi parameter transistor.
Rumus:
Karakteristik:
- Tegangan Emitor (V_E): Ditentukan oleh arus emitor (I_E) dan resistor emitor (R_E)
- Tegangan Basis (V_B): Tegangan emitor (V_E) ditambah tegangan basis-emitor (V_{BE})
Hubungan Keduanya
Voltage follower dapat digunakan setelah self bias untuk buffering sinyal. Self bias menetapkan tegangan bias yang stabil untuk transistor, dan voltage follower memastikan bahwa sinyal output memiliki impedansi yang rendah, cocok untuk menggerakkan beban selanjutnya. Self bias memberikan stabilitas tambahan dalam rangkaian yang terhubung ke voltage follower.
- Rangkaian Non-Inverting Amp dan Fixed Bias
Non-Inverting Amplifier
Deskripsi: Non-inverting amplifier adalah konfigurasi op-amp yang memperkuat sinyal tanpa membalik fase, dengan sinyal input diterapkan ke terminal non-inverting (+).
Fungsi: Fungsi utamanya adalah untuk memperkuat sinyal input dengan penguatan yang ditentukan oleh jaringan umpan balik.
Rumus: Di mana:
- : Resistor umpan balik
- : Resistor input
Karakteristik:
- Penguatan Tegangan (A):
Fixed Bias
Deskripsi: Fixed bias adalah teknik biasing transistor di mana resistor bias dihubungkan langsung ke sumber tegangan DC untuk menetapkan tegangan basis.
Fungsi: Fungsi utamanya adalah untuk memberikan tegangan bias yang tetap, meskipun lebih rentan terhadap variasi parameter transistor dibandingkan metode biasing lainnya.
Rumus:
Karakteristik:
- Tegangan Basis (V_B): Ditentukan oleh sumber tegangan dan resistor bias (R_B)
- Arus Kolektor (I_C): Ditentukan oleh arus basis (I_B) dan gain arus transistor ()
Hubungan Keduanya
Fixed bias dapat digunakan untuk menetapkan tegangan bias awal pada transistor yang kemudian dikendalikan oleh non-inverting amplifier untuk memberikan penguatan sinyal. Kombinasi ini menghasilkan penguatan sinyal yang stabil selama tegangan bias tetap konstan.
- Rangkaian Non-Inverting Amp dan Emitter Stabilizer Bias
Non-Inverting Amplifier
Deskripsi dan Fungsi: Sama seperti dijelaskan di atas, non-inverting amplifier memberikan penguatan sinyal tanpa membalik fase.
Emitter Stabilizer Bias
Deskripsi: Emitter stabilizer bias adalah teknik biasing transistor menggunakan resistor emitor untuk memberikan umpan balik negatif, menjaga tegangan bias stabil terhadap perubahan arus.
Fungsi: Fungsi utamanya adalah untuk memberikan stabilitas tegangan bias yang lebih baik dan mengurangi variasi arus basis.
Rumus:
Karakteristik:
- Tegangan Emitor (V_E): Ditentukan oleh arus emitor (I_E) dan resistor emitor (R_E)
- Tegangan Basis (V_B): Tegangan emitor (V_E) ditambah tegangan basis-emitor (V_{BE})
Hubungan Keduanya
Emitter stabilizer bias memberikan stabilitas tegangan bias yang lebih baik untuk transistor dalam rangkaian non-inverting amplifier, memungkinkan penguatan sinyal yang lebih stabil. Penggunaan emitter stabilizer bias memastikan bahwa penguatan non-inverting amplifier tetap konsisten meskipun terjadi perubahan arus atau variasi parameter transistor.
- Mempersiapkan Alat dan Bahan seperti yang telah tertera pada Sub-Bab Alat dan Bahan diatas
- Merangkai Rangkaian sesuai dengan jenisnya masing-masing.
- Hubungkan powersupply +9V ke terminal VCC pada sensor
- Hubungkan terminal GND pada sensor ke ground dengan kabel
- Hubungkan Vout sensor sebagai Vin ke rangkaian op-amp Buffer
- Hubungkan Vout op-amp ke rangakain transistor Voltage Diveder Bias
- Hubungkan kaki C transistor ke Relay dan kaki E transistor ke ground
- Hubungkan powersupply +9V ke terminal VCC pada sensor
- Hubungkan terminal GND pada sensor ke ground dengan kabel
- Hubungkan Vout sensor sebagai Vin ke rangkaian op-amp Buffer
- Hubungkan Vout op-amp ke rangakain transistor Self Bias
- Hubungkan kaki C transistor ke Relay dan kaki E transistor ke ground
- Hubungkan powersupply +10V ke terminal VCC pada sensor
- Hubungkan terminal GND pada sensor ke ground dengan kabel
- Hubungkan Vout sensor sebagai Vin ke rangkaian op-amp Non-inverting
- Hubungkan Vout op-amp ke rangakain transistor Fixed Bias
- Hubungkan kaki C transistor ke Relay dan kaki E transistor ke ground
- Hubungkan powersupply +7V ke terminal VCC pada sensor
- Hubungkan terminal GND pada sensor ke ground dengan kabel
- Hubungkan Vout sensor sebagai Vin ke rangkaian op-amp Non-inverting
- Hubungkan Vout op-amp ke rangakain transistor Emitter Stabilizer Bias
- Hubungkan kaki C transistor ke Relay dan kaki E transistor ke ground
- Hubungkan powersupply +10V ke terminal VCC pada sensor
- Hubungkan terminal GND pada sensor ke ground dengan kabel
- Hubungkan Vout sensor sebagai Vin ke rangkaian op-amp Non-inverting
- Hubungkan Vout op-amp ke rangakain transistor Fixed Bias
- Hubungkan kaki C transistor ke Relay dan kaki E transistor ke ground
- Gas Sensor
- Flame Sensor
- Sound Sensor
- Touch Sensor dan PIR Sensor
- Sensor Analog Suhu TMP36
- Download Rangkaian TB Kontrol Kebakaran Di Laboratorium klik disini
Datasheet LED [klik disini]
Datasheet Dioda [klik disini]
Datasheet NPN [klik disini]
Datasheet Relay [klik disini]
Datasheet Buzzer [klik disini]
Datasheet DC Motor [klik disini]
Datasheet Potensiometer [klik disini]
Datasheet Flame sensor [klik disini]
Datasheet Sound Sensor [klik disini]
Datasheet Touch sensor[klik disini]
Datasheet Battery [klik disini]
Datasheet op-Amp [klik disini]
Library Gas Sensor [klik disini]
Library Flame Sensor [klik disini]
Library Sound Sensor [klik disini]
Library Touch Sensor [klik disini]
Komentar
Posting Komentar